Sejak pulang dari Kidzania, Thifa ingin sekali kembali berkunjung ke sana. Wah, kesempatan yang bagus nih... :) Thifa tahu bahwa tiket masuk ke Kidzania tergolong mahal. Untuk itu, Thifa kami minta untuk menabung. Reaksinya pertama kali, "Bagaimana bisa nabung, bun, uangnya dari mana?" Hehehe, iya juga ya, Thifa tidak pernah pegang uang saku/jajan. Kalau begitu, bagaimana kalau kakak 'bekerja'? "Kerja? di kantor??" Bukan, kalau kakak melakukan aktivitas sendiri, misalnya makan, ganti dan pakai baju, tidur sendiri, bereskan tempat tidur sendiri, tidak nonton televisi seharian dan kerjakan tugas-tugas sendiri, kakak dibayar masing-masing Rp. 1000. "Mau..!!" kata Thifa.

Nah, sekarang Thifa jadi rajin mandi sendiri, siapkan baju, pakai baju sendiri, juga makan sendiri. Sebenarnya sih dari dulu juga Thifa bisa, cuma lebih banyak 'M' nya, alias manja dan malas, hehehe... sekarang, dia semangat, karena ingin mengumpulkan seribuan. Gayanya sudah kayak debt collector deh, setiap selesai 'bekerja' langsung menagih, "mana seribunya, Bun?" Sempat ada kejadian lucu juga, Thifa dan bibik ke warung untuk beli sesuatu. Ternyata ada kembalian belanja beberapa lembar rupiah. Dengan semangat Thifa berkata, "Bun, (uang) kembalinya untuk aku ya???" Walah, kok jadi mata duitan????

Dengan kegiatan bekerja dan menabung ini, Thifa jadi kenal 'usaha' dan 'menyimpan'. Dia juga memahami konsekuensi atas suatu pilihan. Kalau di hari Minggu dia ingin menonton acara "Cerita Anak" atau "Main Yuk", ia merelakan hasil kerjanya berkurang Rp. 1000. Sebaliknya, kalau dia ingin uangnya banyak, maka ia akan rajin mengerjakan pekerjaan-pekerjaannya. Ayo, siapa mau ikut Thifa ke Kidzania???